Sabtu, 03 Mei 2014

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM UJI KELARUTAN LIPID



LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KELARUTAN LIPID
A.    Tujuan
-          Membuktikan bahwa Lipid (lemak) tidak larut dalam pelarut polar tapi hanya larut dalam pelarut non polar.

B.     Dasar Teori
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol, aseton, dan karbondisulfid.
Sifat dari lipid (lemak) :
a) Hidrofobik (sulit untuk larut dalam air).
b) Hanya larut dalam larutan non-polar seperti klorofom, eter, dan benzene.
c) 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
d) Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Lipida dapat dikelompokkan menurut sifat kimia dan sifat fisiknya sebagai berikut :
1. Lipida Sederhana
      Kelompok ini disebut juga homolipida yaitu suatu bentuk ester yang mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen. Jika dihidrolisis, lipida yang termasuk ini hanya menghasilkan asam lemak dan alcohol. Lipida sederhana ini dapat dibagi kedalam tiga golongan, yaitu:
a. Lemak, ester asam lemak dan gliserol
b. Lilin, ester asam lemak

2. Lipida Majemuk
      Kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alcohol yang mengandung gugus lain, contohnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida), sulfolipida, amino, lipida, dan lipoprotein.


3. Derivat Lipida
      Derivat lipida merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut diatas, zat yang termasuk ke dalam golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alcohol, aldehida, dan keton.
Banyak lipida yang mempunyai sifat fisik amfipatik. Istilah amfipatik yang semula digunakan oleh Hartley pada tahun 1936, memberikan turunan hidrokarbon yang mempunyai satu bagian (polar) “bersimpati” dengan suasana air dan satu bagian hidrokarbon (hidrofobik) yang tidak bersimpati dengan suasana air.
Di samping itu berdasarkan sifat kimianya yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu lipid yang dapat disabunkan, yakni yang dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.

C.     Alat dan Bahan
-          Tabung reaksi
-          Rak Tabung Reaksi
-          Air
-          HCl
-          Na2CO3
-          Alcohol
-          Normal Heksan
-          Dietil Eter
-          Oleum Coccos
-          Paraffinum Solidum

D.    Prosedur Kerja
-          Siapkan 12 buah tabung reaksi, yang terdiri dari 8 buah tabung besar tanpa tutup dan 4 buah tabung kecil dengan tutup.
-          Masukkan bahan air, HCl, Na2CO3, Alcohol, Normal Heksan dan Dietil Eter ke dalam masing- masing tabung reaksi.
-          Tambahkan oleum coccos kedalam 6 buah tabung pada baris pertama dan paraffinum solidum kedalam 6 buah tabung pada baris ke 2.
-          Kocoklah masing- masing tabung dan amati sifat kelarutannya.
Jika bahan dan oleum coccos ataupun Paraffinum Solidum tidak berpisah, itu berarti lipid larut dan sebaliknya.

E.     Hasil Uji

BAHAN
TIDAK PISAH
PISAH
POSISI OLEUM COCCOS
ATAS
BAWAH
Air
-
+
+
-
HCl
-
+
+
-
Na2CO3
-
+
+
-
Alcohol
-
+
-
+
Normal  Heksan
+
-
-
-
Dietil Eter
+
-
-
-

BAHAN
TIDAK PISAH
PISAH
POSISI PARAFFINUM SOLIDUM
ATAS
BAWAH
Air
-
+
+
-
HCl
-
+
+
-
Na2CO3
-
+
+
-
Alcohol
-
+
-
+
Normal  Heksan
+
-
-
-
Dietil Eter
+
-
-
-







F.      Pembahasan
     
      Pada praktikum yang kami lakukan, yang pertama menggunakan Oleum Coccos. Oleum Coccos  yang kami tambahkan kedalam masing- masing tabung,  ternyata tidak larut dalam  Air, HCl, Na2CO3 serta  Alcohol  melainkan hanya larut dalam Normal Heksan dan Dietil Eter. Hal ini disebabkan karena air, HCl, Na2CO3 serta  Alcohol merupakan jenis pelarut polar dan memang sifat senyawa Lipid adalah tidak larut dalam pelarut polar.

      Kemudian praktikum kedua, kami lakukan dengan menambahkan Paraffinum Solidum, hasilnyapun tidak jauh berbeda dengan praktikum pertama. Hal ini dikarenakan Paraffinum Solidum dan Oleum Coccos memang sama- sama golongan Lipida, itulah sebabnya mengapa Paraffinum Solidum dan Oleum Coccos  tidak larut dalam Air, HCl, Na2CO3 serta  Alcohol, namun hanya larut dalam dietil eter dan Normal Heksan yang merupakan jenis pelarut non polar.





G.    Kesimpulan
Berdasarakan hasil praktikum yang telah kami lakukan, air, HCl, Na2CO3 dan Alcohol terpisah dari oleum coccos ataupun Paraffinum Solidum yang berarti bahwa mereka adalah pelarut polar, karena lipid yang telah dicampurkan kedalamnya tidak terlarut.
      Sedangkan, Normal Heksan dan Dietil Eter tidak terpisah dari oleum coccos ataupun Paraffinum Solidum. Hal ini berarti bahwa mereka adalah pelarut non polar, karena  lipid yang telah dicampurkan kedalamnya dapat terlarut, ditandai dengan tidak terpisahnya larutan tersebut dari oleum coccos ataupun Paraffinum Solidum dan menunjukkan hasil yang bening atau tidak keruh.


DAFTAR PUSTAKA

Mardiani, Yulita.2011. Laporan Lipid @blogspot.com
Sebrino, Dino.2013. Laporan Mingguan Biokimia@blogspot.com
Rys, Liana.2010. Identifikasi Lemak @blogspot. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar