Sabtu, 03 Mei 2014


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan YME atas limpahan rahmat NYA, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Personal Hygiene” ini, kami sadar  makalah ini begitu jauh dari kata sempurna  namun kami tetap berharap agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin




                                                                                                         Bagu, April 2013           


                                                                                                           Penyusun





 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................             i
DAFTAR ISI...........................................................................................................             ii

BAB I    PEMBAHASAN                                                                                    
A.    Definisi Personal Hygiene..................................................................  1         
B.     Tujuan Personal Hygiene.................................................................... 2         
C.     Jenis- jenis Personal Hygiene dan manfaatnya...................................   2
D.    Faktor- factor yang mempengaruhi Personal Hygiene.......................    6
E.     Tanda dan Gejala gangguan Personal Hygiene..................................    7
F.      Dampak yang timbul pada masalah Personal Hygiene.......................    8
G.    Askep klien dengan masalah Personal Hygiene.................................    8
BAB II  KESIMPULAN.......................................................................................  11                   
DAFTAR ISTILAH................................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................  13           

 
BAB I
PEMBAHASAN
A.      DEFINISI PERSONAL HYGIENE
Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan.
Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami hemiplegia1 ataupun hemiparesis2. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis3. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan4 menunjukkan bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik, terbukti informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
Sedangkan menurut Effendy 1997, Kebersihan diri atau Personal Hygiene adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal.





B. TUJUAN PERSONAL HYGIENE
Menurut Tarwoto 2004, Tujuan dari Personal Hygiene adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

C. JENIS- JENIS PERSONAL HYGIENE DAN MANFAATNYA
Pemeliharaan Personal Hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki Personal Hygiene  baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005). Jenis- jenis Personal Hygiene dan tujuannya adalah sebagai berikut:
1.      Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, serta  dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair,
dan drainase luka dapat mengakumulasikan bakteri pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2.      Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan Personal Hygiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi.
Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.



3.      Hygiene mulut
Pasien immobilisasi5 terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies6, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
4.      Perawatan mata, hidung, dan telinga
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara
 terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen7 yang terlalu banyak, telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara.
Sedangkan hidung, berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan.
Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal,
mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.
5.      Perawatan rambut
            Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
6.      Perawatan kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan Personal Hygiene, karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.


7.      Perawatan genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin.. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal hygiene.

D.      FAKTOR- FAKTOR  YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE
Berikut ini adalah factor- factor yang mempengaruhi Personal Hygiene :
  1.Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
  2. Praktik sosial
Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.
  3. Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
  4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
  5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
  6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.



7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

E.       TANDA DAN GEJALA GANGGUAN PERSONAL HYGIENE
Menurut Depkes 2000, Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a) Fisik
Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi.
b) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
Interaksi kurang,Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma, Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.


F.       DAMPAK YANG TIMBUL PADA MASALAH PERSONAL HYGIENE

1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.

G.      ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH PERSONAL HYGIENE
1) Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersiahan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor pendukung maupun factor pencetus.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah :
a.       Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam atau mengalami kerontokan.
b.      Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
c.       Mata    : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, secret pada kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.
d.      Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.
e.       Mulut  : Amati kondisi mulut dan amati kelembapanya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f.       Gigi     : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.
g.      Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
h.      Kulit    : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.
i.        Kuku tangan&kaki      : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
j.        Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
k.      Hygiene personal secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh.
2) Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Kurangnya perawatan diri mandi/hygiene, gangguan kognitif, kurangnya motivasi, gangguan penglihatan.
b. Gangguan integritas kulit, immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri.
c. Gangguan Body Image, penampilan fisik, tidak adanya gigi.
d. Resiko tinggi infeksi dan trauma mukosa mulut.
· Intervensi8
1. Observasi Kesehatan kulit klien yang merupakan perlindungan bagi tubuh:
a) Cegah kulit dari iritasi dan injury
b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari
c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Observasi tubuh terhadap bau yang disebabkan oleh bakteri dikulit :
a. Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari.
b. Anjurkan klien, agar setelah mandi kulitnya dikeringkan secara hati-hati terutama diarea bawah payudara, axilla, sela paha diantara jari kaki.
c. Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi.
d. Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari gangguan integritas kulit berlebih.
e. Jika klien merasa gatal-gatal ,anjurkan klien agar tidak menggaruk secara berlebihan untuk mengurangi luka berlebih.


BAB II
KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Oleh karena itu, kita hendaknya selalu memperhatikan kebersihan diri, karena dengan memperhatikan kebersihan diri kita akan terhindar dari berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi pada diri kita, seperti salah satu semboyan kesehatan yang sudah tidak asing lagi bagi kita MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI”.


DAFTAR ISTILAH
1.      Hemiplegia                  : adalah  suatu keadaan di mana bagian atas badan klien akan lemah atau lumpuh, penyakit ini dapat diturunkan sejak lahir, ataupun karena stroke
2.      Hemiparesis                 :
3.      Fenomenologis            : mengggunakan pengalaman yang lalu untuk mempelajari hal baru
4.      Informan                     : adalah orang yg memberi informasi, orang yg menjadi sumber data dalam sebuah penelitian; Narasumber
5.      Immobilisasi                :
6.      Karies Gigi                  :  adalah penyakit jaringan pada gigi yang sering dijumpai, Penyakit ini biasanya ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi).
7.      Serumen                      : Kotoran
8.      Intervensi                    : adalah sifat ikut campur, namun dlm hal ini intervensi dimaksudkan sebagai suatu perintah untuk melakukan tindakan yg dianjurkan.


DAFTAR PUSTAKA
 Nur Hikmawati, Anna.2011. Modul Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan. SSG : Yogya.
Arfi , Agus@ blogaspot. com



        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar