KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat tuhan YME atas limpahan rahmat NYA, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Personal Hygiene” ini, kami sadar makalah ini begitu jauh dari kata
sempurna namun kami tetap berharap agar
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin
Bagu,
April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ii
BAB I PEMBAHASAN
A. Definisi
Personal Hygiene.................................................................. 1
B.
Tujuan Personal Hygiene.................................................................... 2
C. Jenis-
jenis Personal Hygiene dan manfaatnya................................... 2
D. Faktor-
factor yang mempengaruhi Personal Hygiene....................... 6
E. Tanda
dan Gejala gangguan Personal Hygiene.................................. 7
F. Dampak
yang timbul pada masalah Personal Hygiene....................... 8
G. Askep
klien dengan masalah Personal Hygiene................................. 8
BAB II KESIMPULAN....................................................................................... 11
DAFTAR ISTILAH................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 13
BAB I
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI PERSONAL
HYGIENE
Personal Hygiene adalah suatu
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan
kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan.
Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami
hemiplegia1 ataupun hemiparesis2. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada
penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode
pendekatan fenomenologis3. Sampel penelitian sebanyak 4 orang
diperoleh dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan4
menunjukkan bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik,
terbukti informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal
hygiene. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat
dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang
masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk
mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan
keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan
kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat
melakukan sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi
tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi
aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
Sedangkan menurut Effendy 1997, Kebersihan
diri atau Personal Hygiene adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan
diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku,
kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang
optimal.
B. TUJUAN
PERSONAL HYGIENE
Menurut Tarwoto 2004, Tujuan dari Personal Hygiene adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri
seseorang
3. Memperbaiki personal
hygiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
C. JENIS- JENIS PERSONAL HYGIENE DAN MANFAATNYA
Pemeliharaan Personal Hygiene berarti tindakan
memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki Personal Hygiene baik apabila, orang tersebut
dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan
mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta
kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005). Jenis-
jenis Personal Hygiene dan
tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang
berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi,
pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat
dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis,
dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit
pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana
melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu
bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian
badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya
matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi
pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab
pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan
iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, serta dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat,
urine, material fekal berair,
dan drainase luka dapat
mengakumulasikan bakteri pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan
kulit dan infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada
kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat
menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan
kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang
utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman
dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2. Mandi
Memandikan pasien merupakan
perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai
pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi
pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan Personal Hygiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang
digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan
tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam
pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene,
terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat
memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat
tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit
kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien.
Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,
menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat
pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di
rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali
atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering.
Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi
atau kembali dari kamar mandi.
Perawat atau anggota keluarga harus
ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti
pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur
atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk
memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi
sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3. Hygiene mulut
Pasien immobilisasi5
terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi
terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini
dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan
mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya
sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status
kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari
partikel – partikel makanan, plak, bakteri, dan mengurangi ketidaknyamanan yang
dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin
muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies6,
gingivitis (radang gusi), dan sariawan.Hygiene mulut yang baik
memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan
perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki
mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit
yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit
mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut
dengan benar.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga
Perhatian khusus diberikan untuk
membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak
ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara
terus – menerus dibersihkan oleh air mata,
kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan
serumen7 yang terlalu banyak, telinganya perlu dibersihlkan baik
mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga
mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul
pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara.
Sedangkan hidung, berfungsi sebagai
indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta
mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan.
Pasien yang memiliki keterbatasan
mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan
perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga
adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal,
mata, hidung, dan telinga pasien
akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata,
hidung, dan telinga sehari – hari.
5. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan
seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara
perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara
dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat
menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional
maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat
mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang
memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan
status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan
menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien
immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan
bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien.
Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang
mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan
rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan
mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam
melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah
pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan
mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam
melakukan praktik perawatan rambut.
6. Perawatan kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi
seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri
atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan Personal Hygiene,
karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu,
kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki
dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang
lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan
metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
7. Perawatan genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian
dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti
adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat
mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien
yang berlainan jenis kelamin.. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan
kenyamanan serta mempertahankan personal
hygiene.
D.
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE
Berikut ini adalah factor- factor yang mempengaruhi Personal
Hygiene :
1.Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2.
Praktik sosial
Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.
3.
Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4.
Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
5.
Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan
seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
E.
TANDA
DAN GEJALA GANGGUAN PERSONAL HYGIENE
Menurut Depkes
2000, Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a) Fisik
Badan bau,
pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor, Gigi kotor
disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi.
b) Psikologis
Malas, tidak
ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya, rendah diri dan
merasa hina.
c) Sosial
Interaksi
kurang,Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma, Cara makan tidak
teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
F.
DAMPAK YANG TIMBUL PADA MASALAH
PERSONAL HYGIENE
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak
Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi social.
G.
ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH PERSONAL HYGIENE
1) Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersiahan
individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta factor-faktor
yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor pendukung maupun factor
pencetus.
b. Pemeriksaan
Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene
personal individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah :
a. Rambut : Amati kondisi rambut
(warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam atau mengalami
kerontokan.
b. Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
c.
Mata :
Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, secret pada kelopak mata,
kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.
d.
Hidung : Amati kondisi kebersihan
hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak
kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.
e.
Mulut :
Amati kondisi mulut dan amati kelembapanya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda
radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f.
Gigi :
Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi,
karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.
g.
Telinga : Amati kondisi dan kebersihan
telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi,
atau perubahan pada daya pendengaran.
h.
Kulit :
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan
adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.
i.
Kuku tangan&kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku.
Perhatikan adanya kelainan atau luka.
j.
Genetalia : Amati kondisi dan
kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola
rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
k.
Hygiene personal secara umum : Amati
kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau
bentuk tubuh.
2) Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Kurangnya
perawatan diri mandi/hygiene, gangguan kognitif, kurangnya motivasi, gangguan
penglihatan.
b. Gangguan
integritas kulit, immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri.
c. Gangguan
Body Image, penampilan fisik, tidak adanya gigi.
d. Resiko
tinggi infeksi dan trauma mukosa mulut.
· Intervensi8
1. Observasi Kesehatan kulit klien yang merupakan perlindungan
bagi tubuh:
a) Cegah kulit dari iritasi dan
injury
b) Kuku tajam, cincin yang dapat
membuat luka kecil perlu dihindari
c) Hindarkan penggunaan handuk yang
kasar serta menggosok badan secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan
jaringan.
2. Observasi
tubuh terhadap bau yang disebabkan oleh bakteri dikulit :
a. Anjurkan
klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari.
b. Anjurkan
klien, agar setelah mandi kulitnya dikeringkan secara hati-hati terutama diarea
bawah payudara, axilla, sela paha diantara jari kaki.
c. Anjurkan
klien untuk memakai lotion setelah mandi.
d. Anjurkan klien untuk miring kanan
miring kiri saat tidur untuk menghindari gangguan integritas kulit berlebih.
e. Jika klien merasa gatal-gatal
,anjurkan klien agar tidak menggaruk secara berlebihan untuk mengurangi luka
berlebih.
BAB II
KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari
kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Oleh karena itu, kita hendaknya
selalu memperhatikan kebersihan diri, karena dengan memperhatikan kebersihan
diri kita akan terhindar dari berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi
pada diri kita, seperti salah satu semboyan kesehatan yang sudah tidak asing
lagi bagi kita “ MENCEGAH
LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI”.
DAFTAR
ISTILAH
1. Hemiplegia : adalah suatu
keadaan di mana bagian atas badan klien akan lemah atau lumpuh, penyakit ini
dapat diturunkan sejak lahir, ataupun karena stroke
2. Hemiparesis :
3. Fenomenologis : mengggunakan pengalaman yang lalu untuk mempelajari hal
baru
4. Informan : adalah orang yg memberi informasi, orang yg
menjadi sumber data dalam sebuah penelitian; Narasumber
5. Immobilisasi :
6.
Karies Gigi : adalah
penyakit jaringan pada gigi yang sering dijumpai, Penyakit ini biasanya
ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi).
7. Serumen : Kotoran
8. Intervensi : adalah sifat ikut campur, namun dlm hal ini
intervensi dimaksudkan sebagai suatu perintah untuk melakukan tindakan yg
dianjurkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Nur Hikmawati, Anna.2011. Modul Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan. SSG : Yogya.
Arfi , Agus@ blogaspot. com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar